Jam kamarku telah menunjukkan pukul 19.45. Segera kurapikan baju koko yang sedang kupakai. Sarung yang tadinya kupakai untuk sholatpun kulepas dan kuganti dengan celana hitam. Kopyah yang sedari tadi melekat di kepalaku kubiarkan saja. Tak lupa minyak wangi non-alkohol kuoleskan pada sebagian koko dan celana. Buku dan pena kumasukkan tas ransel hitam kesayangan. Setelah siap dengan busanaku, Aku keluar kamar dan melihat papan pengingat di depan pintu kamar. Sebuah jadwal kajian beberapa masjid terlihat di sampingnya. Aku tersenyum dan berucap dalam hati, “Ya Alloh, semoga kali ini pun Engkau memberiku ilmu yang bermanfaat .” Segera kukunci pintu kamar dan berjalan menuju pintu keluar rumah.
“Mau kemana malam minggu gini?” celetuk temen kosku.
“Biasa, mau ketemuan sama ‘cinta’ ku”, jawabku.
“Hmm… ga mungkin ah! Mana ada pacaran pake baju koko dan kopyah gitu.”
“Yee… Siapa bilang aku akan pergi pacaran. Maksudku ‘cinta’ itu, ilmu kali! Ada kajian bagus lho! Temanya ‘Generasi Takwa’. Mau ikut ga?
“Males ah, kamu wakilin aja! Nanti seperti biasanya kamu transfer ke anak kosan hasil kajiannya, he… he… he…!”
“Huh Dasar ! Kan beda antara dengerin kajian dari ustadz yang asli dengan berandalan seperti aku ini!”
“Sudah! Sudah! Cepat berangkat! Nanti Telat lho!”
Aku keluar pintu dan berjalan menuju masjid tempat diadakannya kajian tersebut. Kutatap langit malam ini. Sungguh indah lazuardi malam. Sang Dewi Malam terlihat sedang riang. Ia menampakkan seluruh wajahnya yang memancarkan cahaya kelembutan. Kerlip bintang-bintang menghiasi lazuardi malam ini seakan jubah hitam berhiaskan permata-permata yang sinarnya tak terputus. Duhai Sang Pencipta lazuardi! Sungguh Maha Besar Engkau yang menciptakan keteraturan dan kesempurnaan malam ini!