Dalam Dekapan Ukhuwah-selembut nurani by Salim A. Fillah, page 262-264
Sadar atau tidak, kita sering bertanding memperlombakan capaian. Atau
dalam sisi lain, yang diperunggulkan adalah derita. Ketika seorang
saudara mengisahkan alangkah menyakitkannya suatu peristiwa, kita
mencari-cari bagian hidup kita yang lebih menggenaskan daripada
ceritanya. Yang lebih menyedihkan, kita melakukan itu semua sekedar
untuk membuat prestasi atau nestapa kawan serasa tak ada nilainya.
Ini sebenarnya adalah penanda betapa lemahnya kesalingfahaman di antara kita.
Saat seorang saudara bercerita bahwa pesawatnya ditunda dua jam, kita
segera menyahut bahwa kita pernah terlantar empat jam menanti
penerbangan. Saat orang lain berkata alangkah repotnya beraktivitas
sebab menunggu pulihnya lengan yang patah, kita dengan menggebu
menceritakan betapa lebih menderitanya jika kaki mengalami fraktur.
"Kita, jika demikian, " ujar Dale Carnegie dalam The 5 Essential People Skills, "Sedang bermain menang-menangan yang hasilnya adalah saling menyakiti."
Maka langkah penting lain dalam memahami mereka yang mungkin saja
hidup dalam ukuran-ukuran berbeda adalah memeriksa kembali sikap kita.
Adakah kita masih mempertandingkan derita atau memperlombakan lara
sekedar untuk membuat lawan bicara kita makin terluka? Atau ketika
saudara tercinta menangis menceritakan dukanya, kita telah mampu berbagi
air mata disertai senyum yang menguatkan?
Berbahagialah mereka yang bersikap terbaik dalam dakapan ukhuwah.
****
Hari-hari ini, jika kita masih tetap saja kesulitan untuk saling
memahami, resep paling sederhana untuk melatihnya adalah bertanya.
Tanyakanlah pada orang lain apa yang akan mereka lakukan andai mereka
ada dalam situasi kita. Dalam dekapan ukhuwah, pertanyaan-pertanyaan
macam ini bukan hanya akan membawa inspirasi bagaimana kita harus
bersikap, melainkan juga menguatkan persaudaraan kita dengan mereka yang
kita mohon masukannya.
Mereka yang meminta masukan pada saudaranya tak hanya akan memperoleh
pendapat terbaik. mereka akan menemukan keberlimpahan, kepercayaan, dan
ketulusan.
Maka bertanyalah agar cakraawala rasa kita makin luas. Lalu mari kita
fahami sekali lagi bahwa ukuran-ukuran kita tak sama. Dalam dekapan
ukhuwah, kita akan merenungkan nasehat pakar kimia pertanian George W.
Carver. "Seberapa jauh engkau pergi dalam hidup ini," tulisnya,
"Tergantung seberapa lembut engkau berlaku pada anak muda, seberapa
empati engkau pada mereka yang sedang berjuang, dan seberapa toleran
engkau pada yang lemah.
"Sebab, "lanjutnya, "Dalam kehidupanmu, engkau pasti akan mengalami semua keadaan itu."
##note
berawal dari obrolan ringan antar saudara membahas sebuah dialog,
ketika ada seorang kehilangan uang seribu rupiah temannya akan
mengatakan, "Ah, seribu doang mah biasa, aku aja kehilangan uang lima
ribu biasa aja tuh" muncullah sebaris ingatan dari saudara tersebut
beberapa baris tulisan Salim A. Fillah di atas. dan saya menyanggupi
untuk membacanya. lalu agar lebih manfaat saya share disini.
"And hold fast, all together, by the rope which Alloh (stretches out
of you), and be not divided among yourself; and remember with gratitude
Alloh's favour on you; for ye were enemies and He joined your hearts
inlove, so that by His Grace, ye became brethren; and ye were on the
brink of the pit of Fire, and He saved you from it. Thus doth Alloh make
his Signs clear to you: That ye may be guided.(QS Ali-'Imron 3:102)"
Astaghfirullohal Adzim, robbi hablii hukman wa alhiqni bissholihiin.
Exercise 1
11 bulan yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar