Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Selasa, 03 Januari 2012

Dalam Dekapan Ukhuwah-selembut nurani

Dalam Dekapan Ukhuwah-selembut nurani by Salim A. Fillah, page 262-264

Sadar atau tidak, kita sering bertanding memperlombakan capaian. Atau dalam sisi lain, yang diperunggulkan adalah derita. Ketika seorang saudara mengisahkan alangkah menyakitkannya suatu peristiwa, kita mencari-cari bagian hidup kita yang lebih menggenaskan daripada ceritanya. Yang lebih menyedihkan, kita melakukan itu semua sekedar untuk membuat prestasi atau nestapa kawan serasa tak ada nilainya.

Ini sebenarnya adalah penanda betapa lemahnya kesalingfahaman di antara kita.

Saat seorang saudara bercerita bahwa pesawatnya ditunda dua jam, kita segera menyahut bahwa kita pernah terlantar empat jam menanti penerbangan. Saat orang lain berkata alangkah repotnya beraktivitas sebab menunggu pulihnya lengan yang patah, kita dengan menggebu menceritakan betapa lebih menderitanya jika kaki mengalami fraktur.



"Kita, jika demikian, " ujar Dale Carnegie dalam The 5 Essential People Skills, "Sedang bermain menang-menangan yang hasilnya adalah saling menyakiti."

Maka langkah penting lain dalam memahami mereka yang mungkin saja hidup dalam ukuran-ukuran berbeda adalah memeriksa kembali sikap kita. Adakah kita masih mempertandingkan derita atau memperlombakan lara sekedar untuk membuat lawan bicara kita makin terluka? Atau ketika saudara tercinta menangis menceritakan dukanya, kita telah mampu berbagi air mata disertai senyum yang menguatkan?

Berbahagialah mereka yang bersikap terbaik dalam dakapan ukhuwah.
                                                           ****
Hari-hari ini, jika kita masih tetap saja kesulitan untuk saling memahami, resep paling sederhana untuk melatihnya adalah bertanya. Tanyakanlah pada orang lain apa yang akan mereka lakukan andai mereka ada dalam situasi kita. Dalam dekapan ukhuwah, pertanyaan-pertanyaan macam ini bukan hanya akan membawa inspirasi bagaimana kita harus bersikap, melainkan juga menguatkan persaudaraan kita dengan mereka yang kita mohon masukannya.

Mereka yang meminta masukan pada saudaranya tak hanya akan memperoleh pendapat terbaik. mereka akan menemukan keberlimpahan, kepercayaan, dan ketulusan.

Maka bertanyalah agar cakraawala rasa kita makin luas. Lalu mari kita fahami sekali lagi bahwa ukuran-ukuran kita tak sama. Dalam dekapan ukhuwah, kita akan merenungkan nasehat pakar kimia pertanian George W. Carver. "Seberapa jauh engkau pergi dalam hidup ini," tulisnya, "Tergantung seberapa lembut engkau berlaku pada anak muda, seberapa empati engkau pada mereka yang sedang berjuang, dan seberapa toleran engkau pada yang lemah.

"Sebab, "lanjutnya, "Dalam kehidupanmu, engkau pasti akan mengalami semua keadaan itu."


##note
berawal dari obrolan ringan antar saudara membahas sebuah dialog, ketika ada seorang kehilangan uang seribu rupiah temannya akan mengatakan, "Ah, seribu doang mah biasa, aku aja kehilangan uang lima ribu biasa aja tuh" muncullah sebaris ingatan dari saudara tersebut beberapa baris tulisan Salim A. Fillah di atas. dan saya menyanggupi untuk membacanya. lalu agar lebih manfaat saya share disini.

"And hold fast, all together, by the rope which Alloh (stretches out of you), and be not divided among yourself; and remember with gratitude  Alloh's favour on you; for ye were enemies and He joined your hearts inlove, so that by His Grace, ye became brethren; and ye were on the brink of the pit of Fire, and He saved you from it. Thus doth Alloh make his Signs clear to you: That ye may be guided.(QS Ali-'Imron 3:102)" Astaghfirullohal Adzim, robbi hablii hukman wa alhiqni bissholihiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar